BELAJAR CERIA





 http://kampus.okezone.com/read/2013/12/23/373/916443/guru-ceria-bikin-belajar-menyenangkan-3
JAKARTA - Untuk dapat menerima materi pelajaran yang diberikan, para murid harus merasa nyaman dengan lingkungan di sekitarnya, termasuk para pengajar. Jika guru mengajar dengan senang dan penuh semangat maka energi positif tersebut akan menular kepada para murid dan pembelajaran yang efektif bisa tercipta.

Pendapat tersebut dikemukakan salah seorang Pengajar Muda yang terlibat dalam program Indonesia Mengajar, Silvia Ramadhani. Sisil -begitu dia biasa disapa- percaya, agar anak-anak merasa senang belajar, maka para guru pun harus memiliki semangat yang sama. Hal tersebut dirasakannya setelah menjadi guru di SD Inpres Batulai, Dusun Batulai, Desa Kuli, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) selama satu tahun.

"Semoga dengan tingginya gaji dan tunjangan profesi yang diberikan pemerintah kepada para guru, tidak lantas membuat masyarakat luas mengincar profesi guru hanya sebagai kemapanan finansial.Saya sangat berharap, semua guru di Indonesia dapat merasa selalu bahagia ketika harus pergi dan berangkat mengajar," tutur Sisil kepada Okezone, Senin (23/12/2013).

Menurut dara berusia 25 tahun itu, semangat positif para guru dapat menular ke anak didik sehingga mereka dapat belajar tanpa merasa terbebani. Sisil berpendapat, pendidikan yang diterapkan dengan cinta akan teraplikasi lebih nyata dibandingkan melalui cacian atau makian.

"Dengan kebahagiaan tersebut, niat yang luhur akan datang, dan pembelajaran yang menyenangkan akan terlaksana. Jika sudah demikian, anak-anak akan belajar dengan suka cita. Tak ada bentakan, tak ada makian, apalagi cacian. Dengan cinta, pendidikan akan teriaplikasi lebih nyata dan Insya Allah bermanfaat dalam kehidupan," imbuhnya.

Jebolan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengaku, menghabiskan satu tahun di Rote Ndao membuatnya banyak belajar. Sisil berharap, suatu saat nanti bisa memiliki sekolah sendiri. Tidak perlu mewah, selama sekolah tersebut bisa memfasilitasi anak-anak dari keluarga tidak mampu sehingga bisa meminimalisasi angka putus sekolah.

"Saya belajar sangat banyak tentang hal yang tidak ternilai, bahwasanya yang terpenting dalam hidup adalah mengusahakan yang terbaik. Tidak peduli seberapa sulit tantangan itu. Saya belajar, energi positif akan menular, demikian juga yang negatif. Saya belajar bagaimana mensyukuri setiap lekuk kehidupan saya, ternyata sungguh, nikmat Tuhan bergelimang," papar wanita berkerudung itu.

Dia berharap, semangat para pemuda untuk membaktikan diri mengajar di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) akan semakin tinggi. Apalagi mengingat semakin banyak program serupa baik bentukan pemerintah maupun swasta.

"Banyak kok anak muda yang punya passion sama seperti saya. Buktinya sekarang yang daftar Indonesia Mengajar hampir puluhan ribu, naik terus tiap tahun. Mungkin kesempatannya belum terbuka luas, tapi geliatnya sudah terasa. Apalagi saat ini sudah banyak program pengiriman guru ke pelosok daerah," papar dara kelahiran Sidoarjo, 10  Mei 1988 itu. (habis) (rfa)

tes link


EmoticonEmoticon